Senin, 04 Maret 2013

Agen Asuransi


Hingga Agustus 2012, jumlah agen berlisensi/bersertifikat mencapai 340 ribu orang, yang mana 180 ribu agen itu berasal dari Prudential Life. Data tersebut dipaparkan oleh Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI). “Saat ini 340 ribu agen telah bersertifikat. Dengan ajang Top Agen Award (TAA) yang digelar secara tahunan dengan tujuan terus mendorong prestasi agen, kami optimistis  target agen berlisensi sebanyak 500 ribu di 2015 bisa tercapai,” papar Hendrisman Rahim, Ketua Umum AAJI, di Jakarta.

Hendrisman lebih lanjut mengatakan, dari total 340 agen saat ini sekitar 180 ribu agen berasal dari perusahaan asuransi jiwa Prudential. “Saya baru dapat laporan 180 ribu dari Prudential,” ujar dia.

Menjelaskan hal itu, William Kuan, Presiden Direktur Prudential Indonesia mengatakan bahwa setiap tahunnya agen Prudential terus tumbuh di level 25%, sejalan dengan catatan pertumbuhan industri secara keseluruhan.

William, yang juga Ketua Bidang Kanal & Distribusi AAJI, memaparkan bahwa rata-rata pertumbuhan agen asuransi jiwa tersertifikasi setiap tahun di level 25 – 30%. “Tahun lalu (tumbuh) 26%,” tandasnya di kesempatan yang sama.

Memang, jumlah agen tersertifikasi yang sebesar 340 ribu masih sangat rendah jika dibanding dengan lebih dari 200 juta penduduk Indonesia. Namun, dengan rasio yang masih rendah, agen tersertifikasi harus bisa tumbuh lebih besar.

“Dengan rasio 300 ribu lebih agen Berbanding 200 juta penduduk, maka ada prospek 1 agen untuk melayani 900 orang. Kalau di Malaysia 1 agen bisa layani 300-400 orang. Jadi itu adalah hal yang bisa kami capai untuk tumbuh lebih besar. Kami optimistis untuk capai 500 ribu agen berlisensi di 2014,” terang William.

Sementara itu, Benny Waworuntu, Direktur Eksekutif AAJI, mengakui kenyataan penetrasi agen yang masih rendah. Saat ini pemegang polis individu menurut dia masih berkutat di level 11 juta, dan jika ditambah dengan kumpulan masih di angka 52 juta pemegang polis. Artinya, masih sangat besar pasar yang harus digarap agen asuransi.

Data Bank Dunia menyebutkan kelas menengah ke atas yang bisa menjadi fokus garapan agen asuransi berada di jumlah 150 juta orang. “Jadi kalau kita lihat dengan jumlah polis individu pasti sangat kecil,” papar Benny.

Maka dari itu, dalam pertemuan dengan Bank Dunia, industri asuransi didrong utuk masuk ke pasar micro assurance guna memperluas penetrasi pasar asuransi. “Ini juga membantu usaha mikro menjadi bankable.” (EVA)

Rabu, 13 Februari 2013

Asuransi Janin Bayi Didalam Kandungan Ibu


Perusahaan asuransi bersaing ketat mencari klien. Ekspansi dan diversifikasi produk pun dilakukan demi menarik minat masyarakat. Salah satunya produk asuransi yang menyasar pada anak sebelum dilahirkan. Lihat saja PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia), yang meluncurkan PRUmy child, yang diperuntukkan bagi keluarga dengan ibu yang sedang mengandung berusia antara 18-40 tahun, dengan usia kehamilan 20-32 minggu, dan dengan perlindungan yang berlaku sejak sebelum anak dilahirkan. “Kami ingin memastikan bahwa ibu hamil dan calon bayinya mempunyai perlindungan yang memadai selama periode krusial kehamilan. 

PRUmy child dapat dikatakan sebagai hadiah pertama bagi anak dari orangtua, dalam bentuk proteksi jiwa terkait investasi serta dukungan finansial untuk masalah kesehatan bagi anak, dari sebelum ia lahir sampai dengan usia dewasa,” William Kuan, Presiden Direktur Prudential Indonesia. PRUmy child memungkinkan orangtua untuk mengurangi sebagian beban finansial mereka ketikaterjadi hal yang tidak diinginkan di masa sebelum dan sesudah melahirkan, dengan lima manfaatutama: 1. Manfaat pertanggungan jiwa atas janin dan ibu selama masa kehamilan 2. Manfaat komplikasi yang terjadi pada ibu dalam masa kehamilan atau sesudah melahirkan 3. Manfaat perawatan di inkubator/intensive Care Unit (ICU) untuk bayi 4. Manfaat kelainan bawaan pada anak 5. Manfaat pertanggungan jiwa atas anak jika meninggal dunia atau menderita cacat total dantetap Produk ini dirilis, mengingat tingginya tingkat kematian ibu di Indonesia. 

PBB mencatat Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat kematian ibu tertinggi di Asia Tenggara, dengan 228 kematian untuk setiap 100.000 kelahiran. Mayoritas kasus komplikasi kehamilan yang terjadi di Indonesia adalah pendarahan 28%, Eklamsia 24%, dan infeksi 11%. Adapun dua pertiga kematian bayi terjadi di masa awal kelahiran (28 hari pertama), di mana terdapat 19 kematian untuk setiap 1.000 kelahiran. Selain 34 kematian bayi di bawah usia 12 bulan untuk setiap 1.000 kelahiran. Angka ini relatif lebih tinggi dibandingkan negara Asia lainnya, seperti Singapura dengan tingkat kematian bayi 2,1 per 1.000 kelahiran, Hong Kong 1,8 dan Jepang 2,61. 

Menurut Willian Kuan, masyarakat Indonesia masih belum menganggap asuransi jiwa sebagai prioritas, di mana kurang dari 10 juta orang memiliki asuransi jiwa individu. “Ada 130,7 juta orang yang tidak memiliki asuransi kesehatan sedangkan sisanya hanya dijamin oleh Jamsostek, Jamkesmas dan Askes2,”katanya.Perusahaan asuransi bersaing ketat mencari klien. Ekspansi dan diversifikasi produk pun dilakukan demi menarik minat masyarakat. Salah satunya produk asuransi yang menyasar pada anak sebelum dilahirkan. Lihat saja PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia), yang meluncurkan PRUmy child, yang diperuntukkan bagi keluarga dengan ibu yang sedang mengandung berusia antara 18-40 tahun, dengan usia kehamilan 20-32 minggu, dan dengan perlindungan yang berlaku sejak sebelum anak dilahirkan. 

“Kami ingin memastikan bahwa ibu hamil dan calon bayinya mempunyai perlindungan yang memadai selama periode krusial kehamilan. PRUmy child dapat dikatakan sebagai hadiah pertama bagi anak dari orangtua, dalam bentuk proteksi jiwa terkait investasi serta dukungan finansial untuk masalah kesehatan bagi anak, dari sebelum ia lahir sampai dengan usia dewasa,” William Kuan, Presiden Direktur Prudential Indonesia. PRUmy child memungkinkan orangtua untuk mengurangi sebagian beban finansial mereka ketikaterjadi hal yang tidak diinginkan di masa sebelum dan sesudah melahirkan, dengan lima manfaatutama: 

1. Manfaat pertanggungan jiwa atas janin dan ibu selama masa kehamilan 
2. Manfaat komplikasi yang terjadi pada ibu dalam masa kehamilan atau sesudah melahirkan 
3. Manfaat perawatan di inkubator/intensive Care Unit (ICU) untuk bayi 
4. Manfaat kelainan bawaan pada anak 
5. Manfaat pertanggungan jiwa atas anak jika meninggal dunia atau menderita cacat total dan tetap 

Produk ini dirilis, mengingat tingginya tingkat kematian ibu di Indonesia. PBB mencatat Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat kematian ibu tertinggi di Asia Tenggara, dengan 228 kematian untuk setiap 100.000 kelahiran. Mayoritas kasus komplikasi kehamilan yang terjadi di Indonesia adalah pendarahan 28%, Eklamsia 24%, dan infeksi 11%. Adapun dua pertiga kematian bayi terjadi di masa awal kelahiran (28 hari pertama), di mana terdapat 19 kematian untuk setiap 1.000 kelahiran. 

Selain 34 kematian bayi di bawah usia 12 bulan untuk setiap 1.000 kelahiran. Angka ini relatif lebih tinggi dibandingkan negara Asia lainnya, seperti Singapura dengan tingkat kematian bayi 2,1 per 1.000 kelahiran, Hong Kong 1,8 dan Jepang 2,61. Menurut Willian Kuan, masyarakat Indonesia masih belum menganggap asuransi jiwa sebagai prioritas, di mana kurang dari 10 juta orang memiliki asuransi jiwa individu. “Ada 130,7 juta orang yang tidak memiliki asuransi kesehatan sedangkan sisanya hanya dijamin oleh Jamsostek, Jamkesmas dan Askes2,”katanya.